Sabtu, 19 Desember 2015

MANAJEMEN SARANA PRASARANA DAN KEUANGAN PENDIDIKAN



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi robil’alaamiin, banyak nikmat yang Allah berikan, namun sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas berkat, rahmat, taufik, dan hidayahnya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Manajemen Sarana Prasarana dan Keuangan Pendidikan”. dalam penyusunannya penulis memperoleh banyak bantuan-bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
                                                                                    Jakarata, Desember 2015
                                                                                                Penyusun









DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................................. 2
Daftar isi............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana ......................................................   5
B.     Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana ............................................................  5
C.     Prinsip – prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana.............................................. 6
D.    Konsep Dasar Manajemen Keuangan Pendidikan ...............................................  9

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................................ 17
B.     Daftar Pustaka....................................................................................................... 18









BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal.Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan istilah KTSP dimana penerapan desentralisasi pengambilan keputusan, memberikan hak otonomi penuh terhadap setiap tingkat satuan pendidikan.
Untuk mengoptimalkan penyedian, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan, sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah menurut kebutuhan berdasarkan aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang undangan pendidikan nasional yang berlaku.
Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolok ukur dari mutus ekolah.Tetapi fakta dilapangan banyak ditemukan sarana dan prasarana yang tidak dioptimalkan dan dikelola dengan baik.Untuk itu diperlukan pemahaman dan pengaplikasian manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah. Bagi pengambil kebijakan di sekolah pemahaman tentang sarana dan prasarana akan membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan, menggunakan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada sehingga dapat dimanfaatkan dengan optimal guna mencapai tujuan pendidikan.





BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen berasal dari kata To Manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu. G.R. Terry menyatakan bahwa manajemen adalah satu proses yang khas yang terdiri dari tindakan tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
 Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan Ada kaitan yang erat antara organisasi, administrasi dan manajemen. Administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan dan harus merupakan suatu kesatuan, hanya saja kegiatannya yang dapat dibedakan sesuai dengan perbedaan kedua wawasan. Administrasi lebih sempit dari manajemen, dalam administrasi tercakup dalam manajemen. Secara spesifik administrasi merupakan satu bidang dari manajemen sebab manajemen terdiri dari enam bidang, yakni production, marketing, financial, personal, human relation dan administrative management.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alatdan media pengajaran. Adapun yang di maksud prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, jalan menuju sekolah tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seperti taman sekolah untuk pengajaran biologis, halaman sekolah sebagai lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
2.      Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana
Secara umum, tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah memberikan pelayanan secara professional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:
Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui system perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Melalui manajemen sarana dan prasarana pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana dan prasarana yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.
 Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien. Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel sekolah.
3.      Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana
Agar tujuan-tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan bisa tercapai, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
·         Prinsip pencapaian tujuan
Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses belajar mengajar.
·         Prinsip efisiensi
Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah.Dan pemakaiannya pun harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.
·         Prinsip Administratif
Sarana dan prasarana pendidikan di sekola harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh yang berwenang.
·         Prinsip kejelasan tanggung jawab
Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus di delegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggungjawab.
·         Prinsip Kekohesifan, 
Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah iu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat kompak.
4.      Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana
Ruang lingkup Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari segi prasarana dibedakan menjadi dua yakni bangunan dan prasarana umum. Sedangkan dari segi sarana pembelajaran dan sarana sumber belajar lebih jauh macam-macam sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut:
ü  Ditinjau dari habis tidaknya dipakai
 Sarana pendidikan yang habis dipakai.
Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai contohnya adalah kapur tulis yang biasanya digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran.
 Sarana pendidikan yang tahan lama.
Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Beberapa contohnya adalah bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe dan beberapa peralatan olah raga.
ü  Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan.
 Sarana pendidikan yang bergerak
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya. Lemari arsip sekolah misalnya, merupakan sarana pendidikan yang bisa dipindahkan kemana-mana bila diinginkan. Demikian pula bangku sekolah termasuk sarana pendidikan yang bisa digunakan atau dipindahkan kemana saja.
 Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan. Misalnya saja suatu sekolah yang sudah memiliki saluran dari PDAM. Semua peralatan yang berkaitan dengan itu, seperti pipanya, relative tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.
ü  Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar.
Prasarana yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium.
 Prasarana yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Contohnya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat parker kendaraan.
Jenis Perlengkapan
Sebuah sekolah minimal memiliki prasarana seperti
SD / MI
SMP/MTs
SMA
1. ruang kelas
2. ruang perpustakaan
3. laboratorium IPA
4. ruang pimpinan
5. ruang guru
6. tempat beribadah
7. ruang UKS
8. jamban
9. gudang
10. ruang sirkulasi
11.tempatbermain/berolahraga
1. ruang kelas
2. ruang perpustakaan
3.ruang laboratorium IPA
4. ruang pimpinan
5. ruang guru
6. ruang tata usaha
7. tempat beribadah
8. ruang konseling
9. ruang UKS
10.ruang organisasi kesiswaan
11. jamban
12. gudang
13. ruang sirkulasi
14.tempat   bermain/berolahraga

1. ruang kelas
2. ruang perpustakaan
3. ruang laboratorium biologi
4. ruang laboratorium fisika
5. ruang laboratorium kimia
6.ruanglaboratoriumkomputer
7. ruang laboratorium bahasa
8. ruang pimpinan
9. ruang guru
10. ruang tata usaha
11. tempat beribadah
12. ruang konseling
13. ruang UKS
14.ruang organisasi kesiswaan
15. jamban
16. gudang
17. ruang sirkulasi
18.tempatbermain/berolahraga

A. Konsep dasar Manajemen keuangan Pendidikan
    Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah kegiatan mengelola dana untuk dimanfaatkan sesuai kebituhan secara efektif dan efesien .[1]
Mulyasa mengatakan bahwa manjemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparan.Tim dosen administrasi Pendidikan UPI menyatakan manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi manajemen pendidikan adalah menggunakan dana dan mendapatkan dana. Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian.Ketiga tahapan tadi apabila diterapkan dalam manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan keuangan (budgeting), Pelaksanaan (Akunting) dan tahap penilaian atau evaluasi (Auditing).
a.       Penganggaran (budgeting)
Penganggaran (budgeting) merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran. Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Lebih jauh Nanang Fatah menjelaskan dalam menentukan biaya satuan pendidikan terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan makro dan pendekatan mikro. Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian dibagi jumlah murid. Pendekatan mikro mendasarkan perhitungan biaya berdasarkan alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan oleh murid.
Morphet (1975) sebagaimana dikutip Mulyasa menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penganggaran biaya pendidikan adalah sebagai berikut. Anggaran belanja sekolah harus dapat mengganti beberapa peraturan dan prosedur yang tidak efektif sesuai dengan kebutuhan pendidikan.
Merevisi peraturan dan input lain yang relevan, dengan mengembangkan perencanaan sistem yang efektif.
      Memonitor dan menilai keluaran pendidikan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai bahan perencanaan tahap berikutnya.
Untuk mengefektifkan pembuatan perencanaan keuangan sekolah, maka yang sangat bertanggung jawab sebagai pelaksana adalah kepala sekolah.Kepala sekolah harus mampu mengembangkan sejumlah dimensi pengembangan administrative. Dalam hubungan ini penyusunan RAPBS memerlukan analisis masa lalu dan lingkungan  ekstern yang mencakup kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
b.      Pelaksanaan (Akunting)
Akunting adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan hasil kegiatan ekonomi. Menurut Mulyasa dalam pelaksanaan keuangan sekolah dalam garis besarnya dapat dikelompokan ke dalam dua kegiatan, yakni penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan keuangan sekolah dari sumber-sumber dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan kesepakatan yang telah disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah.
c.       Evaluasi (Auditing)
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Sedangkan  menurut Mulyasa dalam evaluasi keuangan sekolah, pengawasan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen pembiayaan berbasis sekolah. Dalam keuangan manajemen sekolah, kepala sekolah perlu melakukan pengendalian pengeluaran keuangan sekolah selaras dengan anggaran anggaran belanja yang telah ditetapkan. Menurut Nanang Fattah secara sederhana proses pengawasan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu  memanatau (monitoring), menilai dan melaporkan.
Proses evaluasi ini dilakukan untuk agar kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan manajemen keuangan berjalan secara efektif dan efisien dan tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam prosesnya. Di sinilah seorang kepala sekolah harus memantau dan menilai hasilnya.
B. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Pendidikan
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan.Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.[2]
1. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan.Transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan.Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan selu[3]ruh program pendidikan di sekolah.Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.
2.  Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu:
1.      adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah ,
2.       adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya,
3.      adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat
3.  Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes.Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4.  Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.Efficiency”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil.Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya:
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan
Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan daya C dan hasil D yang paling efisien, sedangkan penggunaan daya A dan hasil D menunjukkan paling tidak efisien.
b. Dilihat dari segi hasil
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.
Ragam efisiensi tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini:
Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya tertentu dan ragam hasil yang diperoleh
Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil B paling tidak efisien. Sedangkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil D paling efisien.
Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.
Diambil  dan adaptasi dari Materi Pembinaan Profesi Kepala Sekolah/Madrasah. Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.Departemen Pendidikan Nasional. 2007)
C. SUMBER SUMBER KEUANGAN PENDIDIKAN SEBAGAI DIMENSI   PENERIMAAN
ü  Hasil penerimaan pemerintahan umum .
ü  Penerimaan pemerintahan khusus untuk pendidikan.
ü  Iuran sekolah.
ü  Sumbangan sumbangan sukarela dari masyarakat.
D. ALOKASINYA MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN
Dimensi alokasi secara garis besar dapat digolongkan ke dalam dua jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran rutin yang sifatnya berulang (recurrent expenditure)atau aktiva lancar dan pengeluaran capital/modal (capital expenditure)atau aktiva tetap. Pengeluaran rutin atau berulang adalah biaya yang dipergunakan secara berkala dalam suatu masa tertentu(bulanan atau tahunan )seperti gaji guru,gaji pengelola,upah pegawai,pembelian bahan bahan ATK. Biaya pemeliharaan geudng, halaman sekolah, dan dana dana operasional.
E. MEMPERTANGGUNGJAWABKAN KEUANGAN
Beberapa prinsip yang dijadikan pegangan dalam kegiatan mempertangggung jawabkan keuangan yang dilakukan oleh atassan langsung ,meliputi:
1.      Di usahakan secara singkat dan dilaksanakan pada setiap akhir pecan
2.      Periksa terlebih Buku Kas Umum dalam hubungannya dengan buku yang lain setiap akhir bulan.
3.      Diperingatkan kepada bendaharawan mengenai:pengiriman spj (surat pertangggungjwaban)bulanan penyetoran MPO/PPN
4.      Diperiksa pengurusan barang inventaris dan penyimpanan dokumen pertinggal keuangan sewaktu-waktu
5.      Diadakan pemeriksaan kas dengan meyusun berita acara pemeriksaan kas setiap akhir wulan secara teratur
6.      Atasan langsung bendaharawan bertanggung jawab atas kerugian keuangan Negara dan
7.      Dilaporkan dengan segera (paling lambat satu minggu)jika terjadi kerugian yang di derita oleh Negara karena penggelapan atau perbuatan lain, kepada sekretaris Jenderal Depdiknas c.q. kepala biro keuangan dengan tembusan kepada inspektur jenderal depdiknas dan BPK.[4]

Dalam rangka mempertanggung jawabkan keuangan Negara ini, ada Sembilan jenis buku yang harus disediakan ,yaitu
1.      Buku kas umum
2.      Buku bank
3.      Buku kas posisi
4.      Buku surat perintah membayar uang(SPMU)
Dalam menentukan pemerikasaan terhadap satuan kerja/pimpinan proyek, perlu mengadakan penilaian yang mencakup:
1.      Terselenggaranya pengawasan atasan langsung yang menjamin pelaksaaan tugas secara efektif dan efesien
2.      Ketaatan dan ketepatan terhadap ketentuan yang berlaku
3.      Pencapaian dari rencana dan program, baik target financial, target fisik, maupun target fungsional.
4.      Factor ketenangan personil yang melaksanakan kegiatan pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan tersebut harus disertai buti bukti yang mencakup relevan dan dapat dipertangggung jawabkan. Hasil pemeriksaan dilaporkan secara tertulis jelas dan mudah dimengerti, penyajian yang didukung atas bukti yang cukup memuat temuan dan kesimpulan pemeriksaan secara obyektif dan lengkap disertai saran tindakan yang kontruktif.


BAB III
KESIMPULAN
Pengertian manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan Ada kaitan yang erat antara organisasi, administrasi dan manajemen. Administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan dan harus merupakan suatu kesatuan, hanya saja kegiatannya yang dapat dibedakan sesuai dengan perbedaan kedua wawasan. Administrasi lebih sempit dari manajemen, dalam administrasi tercakup dalam manajemen. Secara spesifik administrasi merupakan satu bidang dari manajemen sebab manajemen terdiri dari enam bidang, yakni production, marketing, financial, personal, human relation dan administrative management.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alatdan media pengajaran.
Manajemen sarana da prasarana memiliki 5 prinsip prinsip .
Manajemen keuangan adalah kegiatan mengelola dana untuk dimanfaatkan sesuai kebituhan secara efektif dan efesien.
Menurut Mulyasa mengatakan bahwa manjemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparan.Tim dosen administrasi Pendidikan UPI menyatakan manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan


DAFTAR PUSTAKA

Ø  Sismiati Atiek, “profesi kependidikan”, Bogor:ghalia Indonesia,2013 Cet. Ke- 2


Ø  Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. pengelolaan Pendidikan, Bandung: jurusan administrasi pendidikan,2005., Cet . Ke-5

Ø  Soepardi,Imam. 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jember : FKIP Universitas JemberSoepardi,Imam. 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jember : FKIP Universitas Jember

Ø  Burhanuddin, Yusak.2005. Administrasi Pendidikan. Bandung : CV.Pustaka Setia





[1] Atiek Sismiati, profesi kependidikan, (Bogor:Ghalia Indonesia,2013)cet.ke-2,hlm 67
[2] Soepardi,Imam. 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan.( Jember : FKIP Universitas Jember ) hlm 135
[3] Burhanuddin, Yusak.. Administrasi Pendidikan. ( Bandung : CV.Pustaka Setia, 2005 ) hlm 112
[4] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.pengelolaan Pendidikan, (Bandung: jurusan administrasi pendidikan,2005).hlm 155

Tidak ada komentar:

Posting Komentar