KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi robil’alaamiin, banyak nikmat yang Allah
berikan, namun sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam atas berkat, rahmat, taufik, dan hidayahnya yang tiada terkira
besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Manajemen Sarana
Prasarana dan Keuangan Pendidikan”. dalam penyusunannya penulis memperoleh banyak
bantuan-bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada: kedua orang tua yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan
dan menuntun pada langkah yang lebih baik.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarata,
Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................................. 2
Daftar isi............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana ...................................................... 5
B. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana ............................................................ 5
C. Prinsip – prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana.............................................. 6
D. Konsep Dasar Manajemen Keuangan Pendidikan ............................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................ 17
B. Daftar
Pustaka....................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sarana
dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian
keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut dapat
dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan
pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal.Seiring dengan diberlakukannya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan istilah KTSP
dimana penerapan desentralisasi pengambilan keputusan, memberikan hak otonomi
penuh terhadap setiap tingkat satuan pendidikan.
Untuk
mengoptimalkan penyedian, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan
prasarana pendidikan, sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian untuk
mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah menurut kebutuhan berdasarkan aspirasi
dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang
undangan pendidikan nasional yang berlaku.
Sarana
dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolok ukur dari mutus
ekolah.Tetapi fakta dilapangan banyak ditemukan sarana dan prasarana yang tidak
dioptimalkan dan dikelola dengan baik.Untuk itu diperlukan pemahaman dan
pengaplikasian manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis
sekolah. Bagi pengambil kebijakan di sekolah pemahaman tentang sarana dan
prasarana akan membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan
dalam merencanakan, menggunakan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada
sehingga dapat dimanfaatkan dengan optimal guna mencapai tujuan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen berasal dari kata To Manage yang artinya
mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dan
fungsi-fungsi manajemen itu. G.R. Terry menyatakan bahwa manajemen adalah satu
proses yang khas yang terdiri dari tindakan tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Jadi manajemen itu merupakan suatu
proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan Ada kaitan yang erat antara
organisasi, administrasi dan manajemen. Administrasi dan manajemen tidak dapat
dipisahkan dan harus merupakan suatu kesatuan, hanya saja kegiatannya yang
dapat dibedakan sesuai dengan perbedaan kedua wawasan. Administrasi lebih
sempit dari manajemen, dalam administrasi tercakup dalam manajemen. Secara
spesifik administrasi merupakan satu bidang dari manajemen sebab manajemen
terdiri dari enam bidang, yakni production, marketing, financial,
personal, human relation dan administrative management.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alatdan media
pengajaran. Adapun yang di maksud prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan atau pengajaran,
seperti halaman, kebun, jalan menuju sekolah tetapi jika dimanfaatkan secara
langsung untuk proses belajar mengajar seperti taman sekolah untuk pengajaran
biologis, halaman sekolah sebagai lapangan olah raga, komponen tersebut
merupakan sarana pendidikan.
2. Tujuan Manajemen Sarana dan
Prasarana
Secara umum, tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah
memberikan pelayanan secara professional di bidang sarana dan prasarana
pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan
efisien. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:
Mengupayakan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui system perencanaan dan
pengadaan yang hati-hati dan seksama. Melalui manajemen sarana dan prasarana
pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah
sarana dan prasarana yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah,
dan dengan dana yang efisien.
Mengupayakan
pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien. Mengupayakan
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam
kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel sekolah.
3. Prinsip-Prinsip
Manajemen Sarana dan Prasarana
Agar tujuan-tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan bisa tercapai,
ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
·
Prinsip pencapaian tujuan
Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam
kondisi siap pakai bilamana akan didayagunakan oleh personel sekolah dalam
rangka pencapaian tujuan proses belajar mengajar.
·
Prinsip efisiensi
Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus dilakukan
melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana
pendidikan yang baik dengan harga yang murah.Dan pemakaiannya pun harus dengan
hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.
·
Prinsip Administratif
Sarana dan prasarana pendidikan di sekola harus selalu
memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi dan petunjuk teknis yang
diberlakukan oleh yang berwenang.
·
Prinsip kejelasan tanggung jawab
Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus di
delegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggungjawab.
·
Prinsip Kekohesifan,
Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah iu harus direalisasikan dalam
bentuk proses kerja yang sangat kompak.
4. Ruang
Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana
Ruang lingkup Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari
segi prasarana dibedakan menjadi dua yakni bangunan dan prasarana umum. Sedangkan
dari segi sarana pembelajaran dan sarana sumber belajar lebih jauh
macam-macam sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut:
ü Ditinjau
dari habis tidaknya dipakai
Sarana pendidikan yang
habis dipakai.
Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang
apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai
contohnya adalah kapur tulis yang biasanya digunakan guru dan siswa dalam
pembelajaran.
Sarana pendidikan yang
tahan lama.
Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang
dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Beberapa
contohnya adalah bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe dan beberapa
peralatan olah raga.
ü Ditinjau
dari bergerak tidaknya pada saat digunakan.
Sarana pendidikan yang
bergerak
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa
digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya. Lemari arsip
sekolah misalnya, merupakan sarana pendidikan yang bisa dipindahkan kemana-mana
bila diinginkan. Demikian pula bangku sekolah termasuk sarana pendidikan
yang bisa digunakan atau dipindahkan kemana saja.
Sarana pendidikan yang
tidak bisa bergerak
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan
yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan. Misalnya saja
suatu sekolah yang sudah memiliki saluran dari PDAM. Semua peralatan yang
berkaitan dengan itu, seperti pipanya, relative tidak mudah untuk dipindahkan
ke tempat-tempat tertentu.
ü Ditinjau
dari hubungannya dengan proses belajar mengajar.
Prasarana
yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang
teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium.
Prasarana
yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara
langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Contohnya adalah
ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil,
ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat
parker kendaraan.
Jenis Perlengkapan
Sebuah sekolah minimal
memiliki prasarana seperti
|
SD / MI
|
SMP/MTs
|
SMA
|
|
1. ruang kelas
2. ruang perpustakaan
3. laboratorium IPA
4. ruang pimpinan
5. ruang guru
6. tempat beribadah
7. ruang UKS
8. jamban
9. gudang
10. ruang sirkulasi
11.tempatbermain/berolahraga
|
1. ruang kelas
2. ruang perpustakaan
3.ruang laboratorium IPA
4. ruang pimpinan
5. ruang guru
6. ruang tata usaha
7. tempat beribadah
8. ruang konseling
9. ruang UKS
10.ruang organisasi kesiswaan
11. jamban
12. gudang
13. ruang sirkulasi
14.tempat bermain/berolahraga
|
1. ruang kelas
2. ruang perpustakaan
3. ruang laboratorium biologi
4. ruang laboratorium fisika
5. ruang laboratorium kimia
6.ruanglaboratoriumkomputer
7. ruang laboratorium bahasa
8. ruang pimpinan
9. ruang guru
10. ruang tata usaha
11. tempat beribadah
12. ruang konseling
13. ruang UKS
14.ruang organisasi kesiswaan
15. jamban
16. gudang
17. ruang sirkulasi
18.tempatbermain/berolahraga
|
A. Konsep dasar Manajemen keuangan Pendidikan
Manajemen Keuangan
Manajemen
keuangan adalah kegiatan mengelola dana untuk dimanfaatkan sesuai kebituhan
secara efektif dan efesien .[1]
Mulyasa
mengatakan bahwa manjemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan
pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara
efektif dan transparan.Tim dosen administrasi Pendidikan UPI menyatakan
manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan
fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang
bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi manajemen pendidikan adalah
menggunakan dana dan mendapatkan dana. Manajemen memiliki tiga tahapan penting
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian.Ketiga tahapan
tadi apabila diterapkan dalam manajemen keuangan adalah menjadi tahap
perencanaan keuangan (budgeting), Pelaksanaan (Akunting) dan tahap penilaian
atau evaluasi (Auditing).
a.
Penganggaran (budgeting)
Penganggaran
(budgeting) merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran. Budget
merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk
satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
lembaga dalam kurun waktu tertentu. Lebih jauh Nanang Fatah menjelaskan dalam
menentukan biaya satuan pendidikan terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan
makro dan pendekatan mikro. Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada
keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber
dana kemudian dibagi jumlah murid. Pendekatan mikro mendasarkan perhitungan
biaya berdasarkan alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan
oleh murid.
Morphet
(1975) sebagaimana dikutip Mulyasa menjelaskan tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penganggaran biaya pendidikan adalah sebagai berikut. Anggaran
belanja sekolah harus dapat mengganti beberapa peraturan dan prosedur yang
tidak efektif sesuai dengan kebutuhan pendidikan.
Merevisi
peraturan dan input lain yang relevan, dengan mengembangkan perencanaan sistem
yang efektif.
Memonitor
dan menilai keluaran pendidikan secara terus menerus dan berkesinambungan
sebagai bahan perencanaan tahap berikutnya.
Untuk
mengefektifkan pembuatan perencanaan keuangan sekolah, maka yang sangat
bertanggung jawab sebagai pelaksana adalah kepala sekolah.Kepala sekolah harus
mampu mengembangkan sejumlah dimensi pengembangan administrative. Dalam
hubungan ini penyusunan RAPBS memerlukan analisis masa lalu dan lingkungan ekstern yang mencakup kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
b.
Pelaksanaan (Akunting)
Akunting
adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan hasil kegiatan ekonomi. Menurut
Mulyasa dalam pelaksanaan keuangan sekolah dalam garis besarnya dapat
dikelompokan ke dalam dua kegiatan, yakni penerimaan dan pengeluaran.
Penerimaan keuangan sekolah dari sumber-sumber dana perlu dibukukan berdasarkan
prosedur pengelolaan yang selaras dengan kesepakatan yang telah disepakati,
baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah.
c.
Evaluasi (Auditing)
Auditing
adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang
dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang
kompeten dan independen untuk dapat melaporkan kesesuaian informasi dimaksud
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Mulyasa dalam evaluasi keuangan
sekolah, pengawasan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam
manajemen pembiayaan berbasis sekolah. Dalam keuangan manajemen sekolah, kepala
sekolah perlu melakukan pengendalian pengeluaran keuangan sekolah selaras
dengan anggaran anggaran belanja yang telah ditetapkan. Menurut Nanang Fattah
secara sederhana proses pengawasan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu memanatau (monitoring), menilai dan
melaporkan.
Proses
evaluasi ini dilakukan untuk agar kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
manajemen keuangan berjalan secara efektif dan efisien dan tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan dalam prosesnya. Di sinilah seorang kepala sekolah
harus memantau dan menilai hasilnya.
B. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan Pendidikan
Manajemen
keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20
Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan
pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan.Berikut ini
dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas,
efektivitas, dan efisiensi.[2]
1. Transparansi
Transparan
berarti adanya keterbukaan.Transparan di bidang manajemen berarti adanya
keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan.Di lembaga pendidikan, bidang
manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen
keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya,
rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.Transparansi
keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua,
masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan selu[3]ruh
program pendidikan di sekolah.Disamping itu transparansi dapat menciptakan
kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan
warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
Beberapa
informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua
siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa
ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha
sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah
mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang
diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu.
Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas
adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas
performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi
tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan
uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan.Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang
berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung
jawab.Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan
pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya
akuntabilitas, yaitu:
1.
adanya transparansi para
penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai
komponen dalam mengelola sekolah ,
2.
adanya standar kinerja di setiap
institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya,
3.
adanya partisipasi untuk
saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat
dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat
3. Efektivitas
Efektif
seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena
sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada
kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga.
Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih
menekankan pada kualitatif outcomes.Manajemen keuangan dikatakan
memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur
keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi
berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.Efficiency”characterized by
quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang
terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan
hasil.Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan
tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a. Dilihat dari segi
penggunaan waktu, tenaga dan biaya:
Kegiatan dapat dikatakan
efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat
mencapai hasil yang ditetapkan.
Ragam efisiensi dapat
dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil
yang diharapkan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Hubungan penggunaan waktu,
tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan
Pada gambar di atas
menunjukkan penggunaan daya C dan hasil D yang paling efisien, sedangkan
penggunaan daya A dan hasil D menunjukkan paling tidak efisien.
b. Dilihat dari segi hasil
Kegiatan
dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya
tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.
Ragam efisiensi tersebut
dapat dilihat dari gambar berikut ini:
Hubungan penggunaan waktu,
tenaga, biaya tertentu dan ragam hasil yang diperoleh
Pada gambar di atas
menunjukkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil B paling
tidak efisien. Sedangkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil D
paling efisien.
Tingkat efisiensi dan
efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap
masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara
optimal dan bertanggung jawab.
Diambil dan adaptasi
dari Materi Pembinaan Profesi Kepala Sekolah/Madrasah. Direktorat Tenaga
Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan.Departemen Pendidikan Nasional. 2007)
C. SUMBER SUMBER KEUANGAN
PENDIDIKAN SEBAGAI DIMENSI PENERIMAAN
ü Hasil
penerimaan pemerintahan umum .
ü Penerimaan
pemerintahan khusus untuk pendidikan.
ü Iuran
sekolah.
ü Sumbangan
sumbangan sukarela dari masyarakat.
D. ALOKASINYA MANAJEMEN
KEUANGAN PENDIDIKAN
Dimensi
alokasi secara garis besar dapat digolongkan ke dalam dua jenis pengeluaran,
yaitu pengeluaran rutin yang sifatnya berulang (recurrent expenditure)atau
aktiva lancar dan pengeluaran capital/modal (capital expenditure)atau aktiva
tetap. Pengeluaran rutin atau berulang adalah biaya yang dipergunakan secara
berkala dalam suatu masa tertentu(bulanan atau tahunan )seperti gaji guru,gaji
pengelola,upah pegawai,pembelian bahan bahan ATK. Biaya pemeliharaan geudng,
halaman sekolah, dan dana dana operasional.
E. MEMPERTANGGUNGJAWABKAN
KEUANGAN
Beberapa prinsip yang
dijadikan pegangan dalam kegiatan mempertangggung jawabkan keuangan yang
dilakukan oleh atassan langsung ,meliputi:
1.
Di usahakan secara singkat dan dilaksanakan
pada setiap akhir pecan
2.
Periksa terlebih Buku Kas Umum dalam
hubungannya dengan buku yang lain setiap akhir bulan.
3.
Diperingatkan kepada bendaharawan
mengenai:pengiriman spj (surat pertangggungjwaban)bulanan penyetoran MPO/PPN
4.
Diperiksa pengurusan barang
inventaris dan penyimpanan dokumen pertinggal keuangan sewaktu-waktu
5.
Diadakan pemeriksaan kas dengan
meyusun berita acara pemeriksaan kas setiap akhir wulan secara teratur
6.
Atasan langsung bendaharawan
bertanggung jawab atas kerugian keuangan Negara dan
7.
Dilaporkan dengan segera (paling
lambat satu minggu)jika terjadi kerugian yang di derita oleh Negara karena
penggelapan atau perbuatan lain, kepada sekretaris Jenderal Depdiknas c.q.
kepala biro keuangan dengan tembusan kepada inspektur jenderal depdiknas dan
BPK.[4]
Dalam
rangka mempertanggung jawabkan keuangan Negara ini, ada Sembilan jenis buku
yang harus disediakan ,yaitu
1.
Buku kas umum
2.
Buku bank
3.
Buku kas posisi
4.
Buku surat perintah membayar
uang(SPMU)
Dalam menentukan
pemerikasaan terhadap satuan kerja/pimpinan proyek, perlu mengadakan penilaian
yang mencakup:
1.
Terselenggaranya pengawasan atasan
langsung yang menjamin pelaksaaan tugas secara efektif dan efesien
2.
Ketaatan dan ketepatan terhadap
ketentuan yang berlaku
3.
Pencapaian dari rencana dan program,
baik target financial, target fisik, maupun target fungsional.
4.
Factor ketenangan personil yang
melaksanakan kegiatan pemeriksaan.
Hasil
pemeriksaan tersebut harus disertai buti bukti yang mencakup relevan dan dapat
dipertangggung jawabkan. Hasil pemeriksaan dilaporkan secara tertulis jelas dan
mudah dimengerti, penyajian yang didukung atas bukti yang cukup memuat temuan
dan kesimpulan pemeriksaan secara obyektif dan lengkap disertai saran tindakan
yang kontruktif.
BAB III
KESIMPULAN
Pengertian manajemen itu merupakan suatu proses
untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan Ada kaitan yang erat antara organisasi,
administrasi dan manajemen. Administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan
dan harus merupakan suatu kesatuan, hanya saja kegiatannya yang dapat dibedakan
sesuai dengan perbedaan kedua wawasan. Administrasi lebih sempit dari
manajemen, dalam administrasi tercakup dalam manajemen. Secara spesifik
administrasi merupakan satu bidang dari manajemen sebab manajemen terdiri dari
enam bidang, yakni production, marketing, financial, personal, human
relation dan administrative management.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alatdan media
pengajaran.
Manajemen sarana da prasarana memiliki 5 prinsip
prinsip .
Manajemen
keuangan adalah kegiatan mengelola dana untuk dimanfaatkan sesuai kebituhan
secara efektif dan efesien.
Menurut
Mulyasa mengatakan bahwa manjemen keuangan sekolah merupakan bagian dari
kegiatan pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan
sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparan.Tim dosen administrasi
Pendidikan UPI menyatakan manajemen keuangan adalah manajemen terhadap
fungsi-fungsi keuangan
DAFTAR PUSTAKA
Ø Sismiati
Atiek, “profesi kependidikan”, Bogor:ghalia Indonesia,2013 Cet. Ke- 2
Ø
Tim Dosen
Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. pengelolaan Pendidikan, Bandung: jurusan administrasi
pendidikan,2005., Cet . Ke-5
Ø
Soepardi,Imam. 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jember : FKIP
Universitas JemberSoepardi,Imam. 1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan.
Jember : FKIP Universitas Jember
Ø
Burhanuddin, Yusak.2005. Administrasi Pendidikan. Bandung : CV.Pustaka
Setia